Senin, 17 November 2008

Menjadi Manajer Bank yang cerdas

Manajer yang berhasil harus memenuhi dua kriteria cerdas, pertama mempunyai kecerdasan intelektual (IQ) dan kedua mempunyai kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan intelektual adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan ratio seseorang berkaitan dengan ketrampilan berbicara, kesadaran akan ruang/suatu yang tampak dan penguasaan matematika. Kecerdasan (kematangan) emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual. Orang yang pintar dan pandai yaitu cerdas intektualnya akan berhasil dalam mengikuti pendidikan formal/informal tetapi belum tentu sukses dalam bekerja dan dalam kehidupan sehari-hari. Karena diperlukan kecerdasan emosional dalam berhubungan dengan orang lain.
Berdasarkan hasil penelitian ahli-ahli psikologi keberhasilan hidup seseorang di dunia 20% dipengaruhi oleh kecerdasan intektual sedangkan 80% dipengaruhi oleh kecerdasan emosional. Jelaslah bahwa kecerdasan emosional memegang peranan penting bagi seorang manajer untuk mencapai keberhasilannya. Untuk lebih memahami pengertian kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional, dibawah ini akan uraikan beberapa ciri-ciri pria dan wanita yang mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi atau mempunyai kecerdasan emoslonal yang tinggi.


Pria yang mempunyai “IQ” tinggi
Mempunyai kemampuan yang luas dan minat intelektual. Penuh ambisi dan produktif, dapat diramalkan dan tekun, dan tidak dirisaukan oleh urusan-urusan tentang dirinya sendiri. Cenderung bersikap kritis dan meremehkan, pilih-pilih dan malu-malu, kurang menikmati seksualitas dan pengalaman seksual, kurang ekspresif dan menjaga jarak, dan secara emosional membosankan dan dingin.
Pria yang mempunyai “EQ” tinggi
Secara sosial mantap, mudah bergaul dan jenaka, tidak mudah takut atau gelisah. Mereka berkemampuan besar untuk melibatkan diri dengan orang-orang atau permasalahan, untuk memikul tanggung jawab dan mempunyai pandangan moral, simpatik dan hangat dalam berhubungan dengan orang lain. Kehidupan emosional mereka kaya, tetapi wajar, mereka merasa nyaman dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan dunia pergaulan di lingkungannya.
Wanita yang mempunyai “IQ” tinggi
Mempunyai keyakinan intelektual yang tinggi, lancar mengungkapkan gagasan, menghargai masalah-masalah intelektual, dan mempunyai minat intelektual dan estetika yang amat luas. Mereka juga cenderung mawas diri, mudah cemas, gelisah dan merasa bersalah, dan ragu-ragu untuk mengungkapkan kemarahan secara terbuka.
Wanita yang mempunyai “EQ” tinggi
Cenderung bersikap tegas dan mengungkapkan perasaan mereka secara langsung, dan memandang dirinya sendiri secara positif, kehidupan memberi makna bagi mereka. Mudah bergaul dan ramah, serta mengungkapkan perasaan mereka dengan takaran yang wajar (tidak meledak-ledak), mereka mampu menyesuaikan diri dengan beban stress. Kemantapan pergaulan membuat mereka mudah menerima orang-orang baru, cukup nyaman dengan dirinya sendiri sehingga selalu ceria, spontan dan terbuka terhadap pengalaman sensual.

Penerapan EQ oleh manajer dalam lingkungan kerja adalah menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, mengembangkan hubungan kerja yang produktif dan meningkatkan unjuk kerja yang profesional. Sering dijumpai di tempat kerja bahwa manajer yang berhasil adalah mereka yang secara teknik menguasai pekerjaan dan mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi. Mereka lebih siap untuk maju dan lebih cepat dapat mencapai apa yang dicita-citakan. Kecerdasan intelektual tentunya memang penting, namun yang tidak dpat diabaikan begitu saja adalah bagaimana menambahkan kecerdasan logika dalam emosi. Kecerdasan itu ditandai dengan mengetahui apa yang diinginkan orang lain, kenapa menginginkannya, mempertimbangkan segala resiko yang akan timbul, serta alasan logis lainnya
EQ dalam lingkungan kerja meliputi :
a. Kondisi dan lingkungan, berupa peristiwa atau kejadian pada saat kerja, tekanan pekerjaan dan juga tekanan pribadi yang dialami oleh pekerja.
b. Perasaan, berupa kesadaran akan pelaksanaan kerja, ekspresi perasaan , dan pemahaman emosi orang lain yang terlbat dalam kerja.
c. Kompetensi, kemampuan emosional berupa kesungguhan, kreatifitas, kerjasama, kepemimpinan dan penyampaian umpan balik yang kontruktif.
d. Nilai dan kepercayaan, berupa sensitifitas, optimisme, percaya diri, integritas dan kekuatan pribadi lainnya.
e. Sasaran dan hasil, berupa kesehatan pekerja, kualitas hidup, tingkat hubungan antar pekerja dan pencapaian kinerja yang optimal.

Kecerdasan emosional di tempat kerja akan berpengaruh pada beberapa faktor penting penentu keberhasilan karir seorang manajer di dalam perusahaan, antara lain : pengambilan keputusan, kepemimpinan, terobosan strategis, keterbukaan komunikasi, kerjasama dan saling percaya, kepuasan pelanggan, kreatifitas dan inovasi.

Kecerdasan emosional yang dimiliki oleh manajer dalam lingkungan kerja digunakan untuk menghadapi berbagai kondisi dan permasalahan seperti :
• Menghadapi sikap dan tingkah laku yang merusak.
• Menghadapi masalah pribadi yang dialami pekerja.
• Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kerja.
• Mengurangi hubungan kerja yang negatif dan tidak sehat antar pekerja.
• Mempengaruhi orang lain dalam bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar